GUNUNG BROMO
Gunung Bromo |
Sunset Gunung Bromo |
Gunung ini terkenal dengan pemandangan matahari terbitnya yang indah. Untuk bisa menyaksikan fenomena ini, Anda harus naik ke Puncak Penanjakan yang merupakan lokasi terbaik untuk dapat melihat matahari terbit.
Katakan pada pemilik penginapan pada malam sebelumnya bahwa Anda
ingin menyaksikan matahari terbit. Keesokan harinya sekitar jam 2 dini
hari, Anda akan dibangunkan untuk persiapan mendaki. Rasa lelah karena
mendaki akan terbayar lunas dengan pemandangan matahari terbit yang luar
biasa. Saat matahari perlahan merangkak naik, susasana akan sangat
tenang dan hanya terdengar bunyi jepretan kamera wisatawan.
Kawah Gunung Bromo |
Gunung Bromo memiliki kawah dengan panjang diameter sekitar 800 meter
dari utara ke selatan dan 600 meter dari barat ke timur. Dengan
kandungan belerang yang ada di kawah, tak mengherankan jika bau belerang
cukup tajam tercium saat Anda berada berdiri di tepiannya. Untuk dapat
menikmati keindahan kawah ini, Anda harus menaiki 250 anak tangga
terlebih dahulu. Jika ini terdengar melelahkan, tersedia kuda-kuda milik
warga sekitar yang bisa Anda sewa.
Suhu udara di Gunung Bromo
berkisar antara 3-20 derajat Celcius, bahkan bisa mencapai suhu minus 0
derajat Celcius. Untuk itu, siapkan pakaian hangat, sarung tangan, syal
dan penutup kepala. Jika Anda lupa membawa perlengakapan tersebut, tak
usah khawatir karena Anda bisa menemukan pedagang di sekitar lokasi.
Suku Tengger Gunung Bromo |
Suku Tengger merupakan suku asli yang mendiami daerah sekitar Gunung
Bromo. Suku ini identik dengan penampilannya yang suka mengikat kain
sarung di leher atau menggantungkannya di pundak. Suku Tengger sebagian
besar menganut Hindu.
Nama Tengger berasal dari nama pasangan Roro Anteng dan Joko Seger
yang merupakan nenek moyang atau leluhur yang pertama kali mendirikan
pemukiman di sini. Disebutkan pula bahwa suku Tengger merupakan
keturunan dari masa kerajaan Majapahit. Dikarenakan kondisi kerajaan
pada saat itu semakin terdesak oleh pengaruh Islam, penduduk berlarian
ke Gunung Bromo dan ke Bali. Hal inilah yang membuat keduanya memiliki kepercayaan yang sama.
Upacara Kasodo Gunung Bromo |
Upacara ini merupakan bagian dari tradisi Suku Tengger. Kasodo biasa
dilaksanakan pada hari ke-14 di bulan kesepuluh penanggalan Jawa Hindu
Tengger. Upacara di mulai dari Pura Luhur Poten yang berada di kaki
Gunung Bromo. Selanjutnya, suku Tengger akan berjalan menuju kawah untuk
melemparkan sesaji yang terlah disiapkan. Sesaji umumnya berupa hasil
pertanian dan perkebunan juga ayam yang masih hidup.
Asal dari upacara ini tak lepas dari kisah Joko Seger dan Roro
Anteng. Pasangan ini telah lama menikah dan belum dikaruniai anak.
Setelah memohon pada dewa, akhirnya Roro Anteng bisa mengandung, namun
dengan syarat bahwa anak bungsu harus dikorbankan dengan cara
melemparkannya ke kawah sebagai persembahan.
Singkat cerita, pasangan Joko Seger dan Roro Anteng memiliki 25 anak.
Karena nalurinya sebagai orang tua, keduanya menolak mengorbankan anak
bungsunya. Sampai kemudian dewa marah dan membuat jilatan api besar
keluar dari kawah. Penduduk berlarian menyelamatkan diri, namun anak
bungsu pasangan ini tak dapat ditemukan.
Setelah menghilangnya sang anak, tiba-tiba terdengar suara ghaib yang
mengatakan bahwa setiap tahunnya suku Tengger harus melaksanakan
upacara persembahan di kawah Gunung Bromo. Hal inilah yang menjadi asal
mula Upacara Kasodo.
Pasir Berbisik Gunung Bromo |
Pasir Berbisik merupakan lautan pasir yang berada di atas ketinggian.
Lautan pasir ini terbentang 10 km dan berada tak jauh dari tangga
menuju kawah Gunung Bromo. Penduduk setempat menyebutnya sebagai Segara
Wedi. Nama Pasir Berbisik adalah nama yang diberikan karena tempat ini
pernah menjadi lokasi syuting film dengan judul yang sama. Selain itu,
saat angin berhembus, pasir akan berterbangan dan menimbulkan bunyi
lirih seperti suara orang yang sedang berbisik.
Untuk dapat menikmati keindahan Pasir Berbisik ini, Anda bisa
berjalan kaki menyusuri butiran pasirnya atau dengan menyewa kuda yang
telah siap sekitar lokasi. Jangan lupa memakai masker penutup mulut dan
kacamata lebar. Hal ini dikarenakan pasir yang berterbangan tertiup
angin bisa mengganggu kenyamanan Anda.
Bukit Teletubbies Gunung Bromo |
Anda pernah mendengar kata Teletubbies? Mungkin pikiran Anda langsung tertuju pada serial televisi anak ini pernah sangat populer di Indonesia.
Di setiap tayangannya, terdapat adegan yang mengambil lokasi di sebuah
perbukitan hijau dan indah. Bukit itulah yang menginspirasi pemberian
nama pada perbukitan yang berada tak jauh dari Gunung Bromo ini.
Bukit Teletubbies sebenarnya merupakan padang rumput dan perbukitan
berada di sebelah selatan dari Gunung Bromo. Bentuknya yang menyerupai
sebuah kubah raksasa akan mengingatkan Anda pada serial Teletubbies.
Bagaimana? Apakah sudah menemukan alasan untuk berkunjung ke tempat wisata ini? Ingat, jelajahi keindahan negeri sendiri dan lihatlah, Indonesia tak kalah menarik dibanding negara lain.
Sabastian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar