Selasa, 13 Oktober 2015

Ayo Wisata (Kawah Ijen) INDONESIA

KAWAH IJEN



Selalu ada keindahan luar biasa yang ditawarkan alam Indonesia, salah satunya adalah adanya Kawah Ijen. Kawah Ijen merupakan sebuah tempat wisata alam di Pulau Jawa yang banyak dikunjungi.

Kawah Ijen
Tempat wisata ini merupakan bagian dari Cagar Alam Wisata Ijen. Secara administratif, Kawah Ijen berada dalam dua wilayah kabupaten yaitu Banyuwangi dan Bondowoso. Kawah Ijen berada di atas ketinggian 2.368 meter di atas permukaan laut dan merupakan bagian dari Gunung Ijen, salah satu gunung berapi yang masih aktif di Pulau Jawa.
Kawah dengan luas 20 km persegi ini dikelilingi oleh dinding kaldera setinggi 300-500 meter. Selain itu, kandungan asam yang ada pada kawah mendekati angka nol dengan suhu mencapai 200 derajat Celcius yang berarti air kawah cukup untuk meleburkan pakaian bahkan tubuh manusia dalam waktu singkat.


Dam Kawah Ijen
 Namun, tenang saja. Selama Anda masih berada dalam jarak yang aman, Kawah Ijen tidak berbahaya. Hanya saja, karena kandungan belerangnya yang sangat tinggi, Anda diwajibkan memakai masker untuk kenyamanan saat bernapas. Suhu udara di sekitar tempat wisata ini bisa mencapai angka 2 derajat Celcius, untuk itu jangan lupa membawa pakaian hangat dan tebal.

Di bagian barat kawah terdapat sebuah bendungan atau dam yang dibuat pada zaman Belanda untuk menghindari meluapnya air kawah. Bendungan yang sudah tidak difungsikan ini terbuat dari beton dan bisa menjadi salah satu alternatif tempat wisata di Kawah Ijen, namun jalan untuk menuju ke sana sulit untuk dilewati.


Keindahan Kawah Ijen
Untuk bisa menikmati keindahan Kawah Ijen, Anda bisa berangkat dari Banyuwangi maupun Bondowoso menuju ke Paltuding, pos akhir di tempat wisata ini. Dari Paltuding, Anda harus mendaki selama kurang lebih 2 jam untuk sampai ke atas kaldera yang merupakan lokasi terdekat untuk menyaksikan Kawah Ijen. Dari sini, Anda bisa melihat lautan kawah berwarna hijau toska dengan asap yang mengepul. Sungguh pemandangan yang menakjubkan.
Jika ingin mendapatkan pemandangan terbaik dari Kawah Ijen, sebaiknya Anda mulai berangkat mendaki dari Paltuding sekitar jam 4 subuh dengan perkiraan sampai di atas pada pukul 6-7 pagi. Pada jam ini, Kawah Ijen berada dalam kondisi terbaiknya dan menghasilkan pemandangan yang terindah.


Home Stay di Kawah Ijen
Tenang, di sekitar pos Paltuding terdapat penginapan sederhana yang dikelola oleh Dinas Kehutanan setempat. Menjelang subuh, Anda akan dibangunkan untuk persiapan mendaki. Jika tak ingin bermalam di penginapan, Anda bisa mendirikan tenda untuk berkemah bersama teman-teman di pos ini. Jangan lupa untuk mengurus izin berkemah, ya. Sepanjang perjalanan mendaki, Anda bisa menikmati pemandangan sekitar yang tak kalah indahnya.
Waktu terbaik untuk berkunjung ke tempat wisata di Jawa Timur ini adalah pada musim kemarau, yaitu antara bulan Juli – September. Pada bulan-bulan ini, cenderung tidak terjadi hujan sehingga medan atau jalan pendakian relatif aman dan Anda bisa menikmati Kawah Ijen tanpa terguyur hujan atau tertutup kabut tebal.

Fenomena Api Biru Kawah Ijen
Jika ingin menyaksikan keindahan yang lebih luar biasa, cobalah mendaki pada dini hari. Kawah Ijen menyimpan sebuah keajaiban lain, di bagian bawah kawah terdapat blue fire atau api biru yang menjadi keunikan lain dari tempat wisata ini. Api biru ini berasal dari cairan belerang yang nantinya mengering dan menjadi bahan tambang warga setempat. Api biru hanya bisa dilihat saat suasana sekitar masih gelap.
Salah satu dari dua lokasi penambangan belerang tradisional di Indonesia
Di Indonesia, hanya terdapat dua lokasi penambangan belerang tradisional yaitu di Welirang dan di Kawah Ijen.


Para Penambang Kawah Ijen
Proses penambangan di sini masih sangat sederhana dan tidak menggunakan alat canggih. Penambang akan turun mendekati kawah untuk mengambil batangan belerang yang telah mengering dengan alat sederhana dan tanpa perlengkapan keselamatan yang memadai. Bongkahan belerang yang telah membeku dipotong dengan menggunakan linggis untuk kemudian diangkut menggunakan keranjang yang dipikul di pundak. Berat beban yang pikul penambang bisa mencapai 80-100 kg dan mereka harus membawanya berjalan sejauh 3 km ke tempat pengumpulan belerang. Karena alasan keselamatan, setiap penambang hanya diperbolehkan mengangkut maksimal dua kali sehari.
Belerang akan dikumpulkan di sebuah bangunan tua peninggalan Belanda yang disebut dengan Pos Bundar. Setiap keranjang masing-masing penambang akan ditimbang dan ditukar dengan uang sesuai berat belerang.
Penambang ini akan banyak Anda jumpai saat berada di sekitar tempat wisata. Jangan sungkan untuk menyapa mereka atau sekadar bertanya mengenai proses penambangan belerang. Meskipun terlihat lelah dan sibuk dengan kegiatannya, para penambang biasa menyambut dengan baik sapaan dan pertanyaan para wisatawan.


Souvenir Kawah Ijen
Mengunjungi sebuah tempat wisata, tak lengkap rasanya jika tak membeli suvenir khasnya. Apa yang bisa didapat dari Kawah Ijen? Kawah Ijen tak hanya dikenal sebagai tempat wisata, kawah ini juga populer sebagai lokasi tambang belerangnya.
Di Kawah Ijen, tepatnya di pos Paltuding, terdapat beberapa warung sederhana yang menjual makanan pada para penambang, namun tak jarang banyak wisatawan yang mampir dan menikmati minuman dan makanan hangat di sini.
Salah satu pemilik warung ini adalah Pak Im yang juga berprofesi sebagai pemandu wisata di Kawah Ijen. Yang menarik, warung Pak Im juga menjual suvenir khas Kawah Ijen. Suvenir ini terbuat dari bambu dan berbentuk menyerupai keranjang kecil semacam miniatur keranjang para penambang belerang. Keranjang kecil ini kemudian diisi dengan serpihan kecil belerang berwarna kuning. Selain di warung Pak Im, Anda juga bisa menemukan suvenir ini di Pos Bundar.

Jika berangkat dari Bondowoso, Anda akan melewati area perkebunan kopi arabica. Tak ada salahnya mampir dan mencoba pengalaman agrowisata di sini. Anda bisa berkeliling perkebunan dan melihat proses pemetikan sampai pengolahannya agar menghasilkan kopi dengan cita rasa terbaik.





Sabastian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar